Astagfirullah Aku Gagal Lagi….!!

Dering alrm yang biasanya berkumandang di pagi hari tiba-tiba diam tak bersuara. Sayup-sayup lemah mataku kantuk mengambil handphone dan melihat sumber suara yang kali ini absen dari tugasnya. Handphone keluaran lama yang tak berharga bagi kebanyakan orang namun bagi saya itu sangat berarti, karena hp itu hasil jerih payahku mengumpulkan uang jajan selama 3 bulan. Walaupun terkesan kumuh hp ini masih bisa dipakai untuk nelfon, sms, dan alrm, tugas penting yang tak boleh terlewatkan, namun kali ini aku benar-benar panik di buatnya, dia diam tak bergerak ternyata aku lupa mengisi ulang batrenya tadi sore.
Saya langsung bergegas menuju kamar mandi dan sebelum masuk ruangan itu saya menyempatkan untuk menengok jam dinding yang seakan menyambarku, aku kesiangan. . . !

Dengan sigap saya membuka pintu itu dan segera menutupnya kembali. Satu persatu pakaian kulucuti tanpa sisa, seusai mengguyur seluruh tubuhku dengan beberapa siraman, saya terbelik kaget sabun dan pasta gigiku yang telah habis tadi sore belum sempat ku beli. Tanpa berfikir panjang, langsung kuraih handuk dan langsung di lilitkan di pinggangku. Saya langsung bergegas ke kamarku dan nyaris terpeleset ketika sampai di depan pintu kamarku, karena tadi saya lupa mengeringkan kakiku "hah... Hapir saja..." ujarku di sela-sela kesibukanku mencari baju seragam. Selesai memakai seragam dan pakai sepatu, saya langsung pamit dengan ibuku tak lupa uang jajan bersarang di saku seragamku. "Bu same berangkat dulu ya...!" sambil mengecup tangan lembut ibuku. "loh , gak sarapan dulu?" ujarnya. "tidak bu, udah kesiangan" jawabku selang beberapa meter dari tempat ibuku berdiri.
Aku bersiap di tempat favoritku menunggu angkutan umum warna kuning yang sesuai jurusan melewati sekolahku. Angkot kuning itu berhenti tepat di depanku dan membuyarkan lamunanku tadi, saya langsung bergegas masuk dan duduk di depan supir itu serta tak lupa menutup kembali pintu mobilnya. Selang beberapa meter mobil ini berbelok ke kiri, aku kaget dan sedikit kesal. Ternyata karena terburu-buru jadi membutakan mataku. "kiri bang!" ucapku seolah-olah tak ada masalah, bisa malu sama penumpang lain kalau tahu saya salah naik angkot. Setelah saya membayar ongkos naik angkot tadi saya langsung menuju tempat dan kembali menunggu angkot jurusanku.
Sesampainya di sekolah saya terlambat 20 menit, beruntung saya masih di beri kesempatan masuk kelas dengan alasan ada ulangan harian. Pelajaran pertama pun telah usai, menginjak pelajaran ke dua, tiga dan empat guru-guru yang seharusnya mengajar di kelasku, kali ini berhalangan hadir. Hari itu benar-benar tak bersemangat dan ingin langsung cepat pulang. Langkah kaki ku pelan tak bertenaga seolah bercerita tentang kesialanku hari ini, baru beberapa meter aku berjalan, aku di kejutkan dengan kehadiran kawanku secara tiba-tiba. Namanya Syubhan, dia ketua OSIS di sekolah kami, dan aku pengurus OSIS seksi bidang 8 yaitu menangani tentang seni, presepsi dan daya kreasi. Dia mengingatkanku kalau hari ini ada rapat osis. " mau kemana same?" tanyanya mengagetkanku yg datang tiba-tiba. " mau pulang han, capek banget hari ini." jawabku pelan nyaris tak terdengar. " hari ini kan ada rapat osis? Ayo dong sebentar?" ujarnya sekali lagi. " ya sudah lah, iya...!" jawabku lebih pelan dari sebelumnya, seolah runtuh tulang-tulang rusukku. Semua pengurus osis telah berkumpul didalam sebuah ruangan dan pembina pun telah membuka rapat hari ini. Pak pembina terus berbicara mengevaluasi program OSIS yang telah dulaksanakan. Saya tak menggubris sama sekali, yang ku inginkan saat itu adalah pulang dan tidur siang.

30 menit sebelum rapat di tutup, pak pembina memberitahukan kepada kami ada undangan dari salah satu provider telekomunikasi mengadakan lomba mading tingkat SMA sewilayah 3 Cirebon. saya mulai bangkit dan antusias bertanya karena memang itu tugasku yang juga menjabat sebagai ketua eskul mading di sekolahku. Semangatku menggelora karena lomba mading 3 bulan yang lalu, tim sekolah kami harus menelan pil pahit dengan keputusan lomba itu. Dan untuk kali ini kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk merebut juara yg tertunda kemarin. Hari selasa sore kami tim mading mengadakan rapat mendadak menanggapi kesiapan tim kami dalam lomba itu, kita merumuskan apa saja yg harus di siapkan mulai dari konsep, rubrik, tema dan yang tak boleh ketinggalan rincian biaya yang nantinya akan di kaji ulang oleh pengurus OSIS. Seminggu sebelum penilaian akhirnya dana dari OSIS turun juga. kami langsung berbagi tugas menyiapkan propertinya dan baru 4 hari kemudian kita sudah siap bekerja. Kami juga di bantu oleh Pak Mudatsir penjaga sekolah yang juga pandai mendesain. Sabtu sore kita memutuskan untuk melakukan pengerjaannya. Tim kami terdiri dari 3 orang pria dan 9 orang wanita. Hari itu kami hanya memotong papan dan menyambungkannya menjadi pola awal mading. karena hari sudah sore kami memutuskan untuk pulang dan kembali lagi nanti malam, bagi mereka yang diijinkan oleh orang tua mereka.

Jam baru menunjukan jam 7 malam, tapi kami para adam tim mading sudah berkumpul di sekolah bersama Pak Mudatsir. Empat jam mulai berlalu dengan singkat,tapi kerjaan kami belum juga usai. Minggu pagi tim kami lengkap berkumpul dan mulai mengerjakan tugasnya masing-masing tanpa menunggu komando dari saya. Jam demi jam, pagi menuju siang merambah sore dan malam sampai pagi pun kami masih mengerjakan tugas kami masing-masing. Rasa lelah itu terbayar lunas melihat hasil pekerjaan kami selama 3 hari.

pengumuman pemenang diadakan di salah satu hotel di kota cirebon yang di gabung dengan workshop jurnalistik. Tiba pada pengumuman juara saya yang datang bersama wakil saya merasa tegang sekali. Dewan Juri pun telah mengungumkan pemenang juara harapan, juara 3 dn juara 2. Tinggal sisa satu lagi juara yang tersisa, saya harap-harap cemas mencermati setiap kata demi kata yang keluar dari dewan juri. Tak satu pun sekolah kami di sebut sebagai juara. Pengorbananku siang malam tapi tak berakhir bahagia, astagfirullah, aku gagal lagi...!

0 comments:

Post a Comment